Riba dan kawan-kawannya

Apr 30, 2022 - 12:03
 0  57
Riba dan kawan-kawannya

JarNas – Untuk memudahkan cara menghafal larangan-larangan dalam syariah, saya biasa menyebutkan rumus 94:6. Apa itu rumus 94:6? 94 adalah yang Allah ridha, sedangkan 6 adalah yang Allah larang. Kita lihat apa yang sedikit Allah larang ini yaitu mari kita pastikan apa yang kita terima dan kita belanjakan tidak mengandung elemen-elemen berikut: 1. Riba, 2. Spekulasi (Maysir), 3. Tidak jelas (Gharar), 4. Haram, 5. Zalim kepada diri sendiri atau orang lain, 6. Dharar, membahayakan kepada diri sendiri atau orang lain.

Ketika mendengar istilah-istilah ini, jangan serta merta ingat kepada bank syariah, karena unsur-unsur tadi ada di sekeliling kita baik secara sadar maupun tidak sadar. Mari kita lihat contoh-contoh singkat berikut. Ketika kita meminjamkan uang kepada keluarga atau teman sebanyak Rp1.000.000 dan kita mensyaratkan uang kita dikembalikan sebanyak Rp1.100.000, maka sudah ada unsur riba atau tambahan di situ. Jadi transaksi pribadi juga dapat mengandung hal-hal berbau riba.

Begitu juga ketika kita membeli barang-barang yang mubazir, seperti tas mewah, sepatu mewah, ternyata kita telah membahayakan diri sendiri karena tidak dapat memberikan prioritas, yang sebenarnya dengan uang sebanyak itu bisa digunakan untuk hal yang lebih baik lagi seperti mengikuti kursus pendidikan misalnya atau menyekolahkan anak yatim.

Bagaimana dengan korupsi yang menjadi fenomena di banyak negara, untuk Indonesia statistiknya bisa dilihat di website KPK mengenai kasus yang ditanggani dari tahun ke tahun. Namun ini belum termasuk korupsi kecil-kecilan di level kelurahan, sekolah, kampus maupun perkantoran. Semoga dengan terlatihnya nafsu kita di bulan puasa ini kita harapkan kita tidak sedang atau tidak akan terlibat di dalamnya.

Jangan sampai barang haram ini menghiasi rumah kita, dimasukkan ke dalam saluran makanan anak-anak kita. Dan marilah kita merenungi QS Al-Baqarah (2): 188 mengenai larangan akan hal ini, yaitu: “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil….”

Adapun larangan suap menyuap atau korupsi ini dijelaskan dalam sebuah hadis yaitu: “Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata Rasulullah melaknat penyuap dan yang diberi suap”. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).

Kemudian, ketika menyebutkan elemen haram, ternyata jika ada hak yang orang lain yang tidak kita keluarkan sebagai zakat, jangan – jangan yang kita makan saat ini tidak halal karena ternyata bukan milik kita. Semoga dengan latihan menahan nafsu di bulan Ramadan ini, nafsu yang ada di dalam diri kita untuk memilki apapun yang kita ingini di dunia ini dengan cara apapun akan berkurang.

Semoga nafsu hubbud dunya atau cinta dunia yang berlebih-lebihan ini akan berganti menjadi zuhud dunya atau hanya menganggap dunia adalah tempat sementara atau tempat bermain dan bersenda gurau seperti yang dijelaskan di dalam QS Al An’am (6): 32, yaitu: “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?.”

Puasa melatih disiplin, disiplin untuk bangun sahur, buka puasa dan salat pada waktunya. Coba bayangkan kalau kita tidak salat Maghrib pada waktunya karena asyik makan, kita tentunya akan ketinggalan Salat Isya dan Tarawih di masjid.

Disiplin merupakan salah satu faktor untuk dapat sukses dalam mengelola keuangan keluarga, yaitu untuk mencapai impian-impian keluarga misalnya impian untuk menyekolahkan anak di sekolah yang Islami dan berkualitas tinggi, pergi haji, pergi umrah sekeluarga, membeli rumah, membuka usaha sambilan, investasi untuk hari tua dan sebagainya yang melibatkan perhitungan-perhitungan keuangan.

Disiplin dalam bulan Ramadhan kali ini insya Allah dapat diterapkan ketika kapan harus menyisihkan uang yang kita miliki untuk dibayarkan sebagai zakat ketika waktunya tiba, siap transfer ke orangtua dan keluarga yang memerlukan, siap sedia untuk membayar utang ketika sudah jatuh temponya, menyisihkan sebagian dari uang yang ada untuk diinvestasikan sehingga siap untuk digunakan di masa depan.

Selain dalil-dalil yang menyerukan peritah zakat untuk meninggikan iman dan taqwa kita, banyak juga seruan supaya kita berbagai lebih dari sekedar membayar zakat seperti termaktum di dalam QS Al-Baqarah (2) 261, yaitu Allah memberikan perumpamaan untuk membalas amal saleh orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah sebanyak 700 kali lipat. Bayangkan jika sifat berbagi ini diperbanyak lagi di dalam bulan Ramadan dan apalagi jika ternyata jatuh di sela-sela waktu malam lailatul qadar, yang apapun kebaikan atau amal soleh kita lakukan di malam itu lebih baik dari amal kebaikan selama seribu bulan.

Semoga kita lulus dalam latihan sebulan penuh di bulan Ramadan ini sehingga kita akan keluar sebagai pemenang-pemenang untuk menjalankan kehidupan yang inshaaAllah akan lebih baik lagi di masa yang akan datang. Wallahu a’lam bis-shawaab. Salam Sakinah!

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow