Ade Hartati : Saatnya Pemilih Perempuan Memilih Perempuan

JarNas – Anggota DPRD Provinsi Riau, Ade Hartati mengajak seluruh perempuan politik dari seluruh partai politik menyusun langkah dan strategi untuk duduk di legislatif ada pemilu 2024 mendatang.
Salah satu jargon politik yang disampaikannya untuk membangkitkan motivasi terhadap kaum perempuan adalah “Saatnya perempuan memilih perempuan”, ujarnya dalam pemaparannya saat memberikan materi tentang peran organisasi perempuan dalam meningkatkan partisipasi perempuan politik pada acara pelatihan pendidikan politik angkatan kedua di Pekanbaru, Kamis (23/9/2021).
Mengapa jargon itu yang dipakai sebab dari data pemilih dalam pemilu, jumlah pemilih perempuan itu hampir sama yakni 1,9 juta jiwa, “Mengapa tidak perempuan memilihi perempuan, jika tidak maka kebijakan yang dilahirkan akan banyak yang tidak memenuhi kebutuhan kaum perempuan, maka partisipasi perempuan dalam politik harus lebih besar lagi”, tukasnya.
Dia sangat berharap bagaimana bisa lahir legislator perempuan, maka melalui organisasi sayap partai dan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) ini dapat memberikan perannya yang lebih besar dalam mewujudkan itu sehingga kuota 30 persen yang diamanahkan dalam peraturan itu memang dapat terealisasi sesuai harapan.
Sekretaris Fraksi Partai Amanah Nasional ini menyampaikan bahwa perempuan harus punya strategi pada tahun 2024 mulai saat ini, sebab menurutnya kekuatan perempuan dengan kaum laki-laki itu berbeda, “Kekuatan laki-laki itu satu langkah, maka perempuan memerlukan sepuluh langkah untuk sebanding”, ujarnya.
Dia menyebutkan bahwa KPPI adalah organisasi terstruktur dari pusat sampai ke daerah, ini memiliki tanggungjawab bagaimana melahirkan banyak perempuan yang duduk di legislatif, “Jika perlu dari KPPI bisa diusulkan menjadi saksi saat pemilu mendatang”, kata Ketua DPD KPPI Provinsi Riau ini.
Sistim demokrasi terbuka menyulitkan bagi kaum perempuan, sebab kaum perempuan yang notabene tidak punya sumber daya yang sama dengan laki-laki sebagai ibu rumah tangga bertopang ekonomi pada suami dimana ini dibenturkan dengan biaya politik, sehingga ketergantungan ini membuat langkah menjadi sulit.
Dia menguraikan bagaimana langkah agar perempuan itu menang. Menurutnya ada beberapa hal yang harus dimiliki untuk melangkah maju yakni kualitas, kapasitas, pengetahuan tentang organisasi partai politik, termasuk isi tas.
Dalam hal ini, Ade meyakini bahwa untuk menang uang bukan segalanya. Menurutnya ada satu strategi yang dapat dilakukan untuk mendapatkan peluang di hati masyarakat yakni dengan pemberdayaan, “Ibarat ayam ngeram tidak boleh ditinggal barang sedetikpun, karena nanti ada yang tidak menetas, berpolitik butuh konsistensi, komitmen dan kerja keras”, ujarnya.
Dia katakan, perempuan memerlukan sumber daya waktu, tenaga dan pikiran untuk mencari jaringan ditengah-tengah masyarakat agar bisa menang, “Untuk mendapatkan jaringan perlu upaya melakukan pemberdayaan terutama untuk kaum perempuan yang tentunya harus disesuaikan dengan isue strategis di lapangan”, kata dia lagi.
Sebelumnya Kepala Bidang dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Riau, Defi menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan kerjasama pihaknya dengan komisi 5 DPRD Riau yang juga menjadi pokok pikiran anggota DPRD Riau, Ade Hartati sehingga dilaksanakannya pelatihan ini.
Narasumber lain hadir dari Kementerian PPPA, yang diwakili Asdep Pengarustamaan Gender Bidang Hukum, Darmawan telah menyampaikan materi secara virtual tentang peran perempuan dalam politik.
Acara pelatihan itu diikuti dari 12 kabupaten/kota se-Provinsi Riau dari KPPI yang didalamnya berbagai organisasi sayap partai politik itu berlangsung dengan lancar dan mendapatkan respon positif dari peserta, bahkan peserta meminta ada penambahan waktu untuk kegiatan selanjutnya. (nty/jnn)
What's Your Reaction?






