Burhanuddin Ditentang, Zulher Disayang, Jefry Noer Dirindu

Aug 3, 2011 - 23:39
 0  3
Burhanuddin Ditentang, Zulher Disayang, Jefry Noer Dirindu

JarNas - PEMILUKADA Kampar semakin hangat dirasa, pro kontra keinginan masyarakat untuk memilih mana dari sejumlah calon yang ada ini adalah calon terbaik dan benar-benar menjadi pilihan rakyat agar tidak ada lagi kata penyesalan dan tidak lagi muncul rasa suka dan tidak suka terhadap pemimpin jika kelak sudah ada yang terpilih secara legitimasi, tidak ada lagi pemimpin hanya secara the facto atau secara the Jure saja. Bagaimana Kabupaten Kampar 5 tahun ke depan dan akan seperti apa tergantung pada pilihan masyarakat saat ini dan itu yang sangat penting dikaji.

          Praktis menjadi sebuah pilihan berat bagi Zulher, ketika para pendukung fanaticnya sudah mulai menyuarakan masing-masing keinginannya, “Lebih baik Zulher maju Kampar Satu jika harus berpasangan dengan Burhanuddin Husin dan kalau memang ingin menjadi Kampar Dua akan lebih baik berpasangan dengan Jefry Noer”, kata Ninik Mamak Air Tiris Yuli Hendra ST Datuk Nodo Intan belum lama ini.

          Sementara Jefry Noer yang selama ini menjadi rival politik keduanya, (Burhanuddin Husin dan Zulher) dimasa pemilukada 2006 silam sudah lama diminta semua elemen masyarakat agar turun gunung kembali menjadi Bupati Kampar. Bukti dukungan masyarakat itu yang menghantarkanya saat ini duduk di legislative DPRD Riau dengan perolehan suara melebihi target.

          Burhanuddin Husin yang merupakan pemenang atas persiteruan Jefry Noer dan Zulher   pada pemilukada 2006 silam setelah hampir 5 tahun menjadi Bupati Kampar berpasangan dengan Teguh Sahono ini diakhir masa jabatannya banyak ditentang masyarakat, bahkan dinilai telah gagal dalam membangun Kampar membawa kearah yang lebih baik. Tidak sedikit masyarakat pendukung Zulher yang merupakan pasangan Burhanuddin Husin saat ini pun turut menilai kegagalan Burhanussin Husin sehingga mereka menentang Zulher berpasangan dengan Burhanuddin Husin

          Junaidy, S.Pd, M.Si staf ahli DPR-RI yang sedang mendampingi anggota DPRD Ri masa reses ini saat pulang ke kampung halamannya  turut memberikan penilaian terhadap balon-balon yang akan bertarung dalam pemilukada Kampar tahun 2011 ini.

        Menurutnya selama 5 tahun belakangan ini, pemerintahan daerah Kabupaten Kampar dibawah kepemimpinan Burhanuddin Husin banyak menimbulkan gejolak tersebab adanya kebijakan yang dibuatnya tidak popular seperti turun naiknya beberapa pos anggaran semasa kepemimpinanya menimbulkan berbagai pandangan miring terhadap Burhanuddin Husin, dana transportasi turun naik, dana kesejhteraan guru juga turun naik, dan konon dipenghujung masa jabatannya saat ini guru yang sebelumnya memberikan kontribusi terbesar dalam percaturan politik di Kabupaten Kampar sehingga Jefry Noer dapat dilengserkan ini diberi suntikan dana pinjaman sebesar Rp 30 juta dengan bunga ringan hanya 6 % saja pertahun.

        Di satu sisi guru-guru menyambut gembira atas kebijakan ini, namun disisi lain tidak sedikit pula mengundang Tanya di benak guru-guru, “mengapa baru saat ini”. Akan tetapi dalam sebuah pemerintahan, tidak akan mungkin dapat berjalan sendiri jika tidak ada yang mengendalikannya secara bersama-sama, Zulher selaku Sekda yang berfungsi sebagai kuasa pengguna anggaran juga tidak bisa lepas begitu saja terhadap permasalahan di pemerintahan daerah Kabupaten Kampar, saling berkait dan saling terkait. Begitu juga dengan Teguh Sahono yang merupakan satu paket bersama Burhanuddin Husin akan turut terbebani atas kebijakan-kebijakan yang tidak poluler itu.

          Kebijakan lainnya yang dinilai Junaidy tidak populer adalah seringnya kas daerah kosong, sejumlah pos anggaran tertunda pembayarannya dengan dalih proses pencairan keuangan terkendala, gaji honorer sering telat hingga 3 bulan serta adanya pemotongan dana SPPD bagi PNS yang dipotong hingga 20% selama lebih dari 4 tahun.

        Naik turunya anggaran pada pos-pos tertentu dan dalam waktu tertentu ini pula yang mengundang pandangan kontropersial yang dinilai kebijakan itu syarat dengan kepentingan pemilukada. Trik strategi dalam memberikan bantuan yang memang sudah teranggarkan itu juga menjadi sorotan masyarakat seperti memberikan bantuan ke masjid-masjid yang harus diberikan menjelang akhir masa jabatan dan disampaikan pula oleh pejabat balon incumbent (Burhanuddin Husin-Zulher).

      Junaidy mengharapkan hendaknya, terhadap pos-pos anggaran guru dan kesejahteraan pegawai itu dapat ditingkatkan paling tidak pada pos anggaran APBD_P saat ini dan diharapkan agar tidak lagi telat dalam pembayaran hak-hak dasar dari pegawai tersebut, sebab kalau sudah hak dasar seperti gaji atau penghasilan pokok dari pegawai sudah terganggu jelas akan berdampak kurang baik terhadap jalannya pemerintahan di Kabupaten Kampar, pinta Junaidy.

Dari kebijakan-kebijakan yang tidak populis itu sangat besar dampaknya pada masing-masing pendukung antara pendukung Burhanuddin Husin dengan pendukung Zulher. Pendukung Zulher kata Junaidy yang sudah menikmati bagaimana enaknya bisa nempel dengan Zulher merasa terayomi dan terlindungi sehingga tidak dihiraukan lagi kalau kenikmatan itu karena Zulher sudah dianggap sebagai dewa penyelamat padahal justru sebaliknya Zulher dapat memberikan kenikmatan itu karena dibawah alam sadar masyarakat selama ini tidak ada masyarakat yang komplen akan jabatan sekda seumur hidup itulah yang membuat Zulher dapat mengambil kebijakan yang menguntungkan bagi siapa yang mau mendekat dengan Sekda sehingga tumbuhlah pendukung fanatisme terhadap Zulher, Zulher menjadi “balon bupati yang disayangi pendukungnya, bahkan sampai mereka tidak rela Zulher berpasangan dengan Burhanuddin Husin agar Zulher dapat lebih leluasa lagi membuat kebijakan-kebijakan atas nama jabatan dan kekuasaannya”, ujar Junaidy.

Junaidy mengakui bahwa masa pendukung Zulher lebih banyak dibandingkan dengan Burhanuddin Husin, karena memang Zulher lebih pandai menjaga orag-orang yang mau dekat dengannya apalagi orang yang dimata Zulher sudah menanamkan jasa kebaikan terhadap Zulher selama ini, maka tidak heran jika massa pendukung Zulher lebih menginginkan Zulher maju menjadi calon Bupati Kampar, bukan sebagai wakil Bupati Kampar dan massa pendukungnya bersikukuh “menceraikan Burhanuddin Husin-Zulher” issue miring pun merebak, Burhanuddin hanya diberi waktu seminggu saja sehingga keduanya dapat diceraikan, sampai-sampai issue persoalan hukum Burhanuddin Husin sengaja dihembuskan supaya Zulher bisa maju menjadi calon Bupati Kampar, sebab massa Zulher sudah berada pada puncaknya dimana karier politik Zulher sudah pada waktu maksimal.

Disisi lain, karena kebijakan-kebijakan yang tidak populis itu, muncul kerinduan masyarakat menginginkan  Jefry Noer maju kembali dipemilukada Kampar ini, “dulu Jefry Noer dibenci sekarang Jefry Noer dirindu oleh masyarakat”, ucapnya  

Kebencian masyarakat terhadap Jefry Noer selama ini terletak dari sikap Jefry Noer itu sendiri yang sering temperamental dan  menimbulkan controversial ditengah-tengah masyarakat karena itu merupakan karakter seorang Jefry Noer yang dinilai sebagai kelemahan Jefry Noer. Uniknya setelah dibenci malah masyarakat merindukan dan menginginkannya kembali menjadi Bupati Kampar, ucap Junaidy.

 Menurut Junaidy, kebijakan Jefry Noer selama ini lebih banyak lekat di hati masyarakat, meskipun nilainya secara materi tidak mencukupi, namun justru itu yang membuat masyarakat merindukannya seperti kebiasaan Jefry memberikan zakat mal, kain sarung atau memberikan langsung uang kepada masyarakat dalam waktu yang tepat dibutuhkan masyarakat justru itu yang jarang dilakukan pejabat dan sangat populer di rasakan masyarakat (netty)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow