Squid Game dan Pengelolaan Harta Islami

JarNas – Sejak diliris serentak di seluruh dunia pada tanggal 17 September 2021, serial drama survival Squid Game telah menarik jutaan penonton dan menjadi salah satu serial Netflix terlaris.
Diceritakan terdapat sekelompok orang yang ingin memperbaiki hidupnya dengan mendapatkan hadiah sebesar ₩45.6 miliar (US$38,7 juta) meskipun dengan mempertaruhkan diri mereka sendiri.
Sejak viralnya serial ini, terdapat beberapa hal yang menjadi perhatian masyarakat. Dimana pada serial ini mencerminkan bagaimana sejumlah orang bisa terlilit utang yang merebutkan harta instan dengan taruhan nyawa. Diceritakan pemicu utang muncul karena desakan berjudi, ditipu, gaji yang tidak dibayar, biaya anak sekolah, dan gengsi konsumsi.
No free lunch man! Tidak ada makan siang gratis, jadi saat mudahnya berutang maka harus menanggung akibat dari utang tersebut yaitu membayarnya dengan cara apapun. Terutama utang konsumtif dengan riba maka bukan hanya utang pokok yang harus dibayar, tapi juga riba bunga berbunga yang semakin berlipat. Hingga lama-kelamaan “ghalabatid dayn” ini melilit dan menyesakkan pengutang.
Saat ini dengan berkembangnya teknologi, berutang bisa menjadi lebih mudah. Fasilitas-fasilitas market place untuk membayar nanti dibelakang atau iklan pinjol dengan syarat mudah menjadikan berutang bisa menjadi daya tarik luar biasa.
Bagaimana jika seorang mukmin sudah terlanjur terjerat utang? Apakah harus menyerah, kabur lari dari kewajiban membayar utang? Tidak! Utang dalam bentuk apapun tetap wajib dibayar bahkan dalam suatu hadits amalan seorang manusia akan ditangguhkan sampai dia membayar utang-utangnya. “Ruh seorang mukmin (yang sudah meninggal) terkatung-katung karena utangnya sampai utangnya dilunasi.” (HR. At Tirmidzi no. 1079, ia berkata, “(Hadits) hasan”, disahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Berikut adalah tips bagaimana merapikan administrasi utang dan cara menyelesaikannya:
1. Berniat untuk menyelesaikannya dengan segera dengan cara melafazkan atau ikrar bersama dengan anggota keluarga, pasangan dan anak – anak.
2. Menurunkan gaya hidup dari yang berlebihan menjadi sederhana dan berhemat.
3. Memindahkan utang riba kepada transaksi akad syariah, bisa dilakukan dengan individu, koperasi atau bank syariah (takeover).
4. Meminta penghapusan bagian riba dari utang yang ada sebelumnya.
5. Mengusulkan waktu yang lebih panjang (restrukturisasi) untuk pelunasan utang supaya tidak terlalu menjadi beban terlalu berat.
6. Menjual aset yang ada dan mencari pekerjaan atau bisnis halal yang hasilnya dapat menutupi utang yang ada.
7. Banyak sedekah dan berdoa.
Salah satu doa yang sangat baik dilantunkan setiap pagi dan petang yaitu: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia..” (HR. Abu Dawud)
Selain menyuguhkan realita kehidupan berutang, serial ini juga memperlihatkan bagaimana Sebagian manusia yang mempunyai kelebihan harta bingung dengan bagaimana cara menghabiskan hartanya. Seperti yang dilakukan oleh pencipta permainan Squid Game ini.
Ia baru menyadari kekeliruan hidupnya sampai mendekati ajalnya. Padahal banyak sekali hal kebaikan yang bisa dilakukan dengan harta seseorang jangan sampai kita disebut seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam QS At-Takatsur (102): 1-2 yang artinya:
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur..” dan QS An-Nisa (4): 29 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, Jangan kamu memakan harta-harta saudaramu dengan cara yang batil, kecuali harta itu diperoleh dengan jalan dagang yang ada saling kerelaan dari antara kamu. Dan jangan kamu membunuh diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah Maha Pengasih kepadamu”.
Berutang boleh? Berlebihan harta boleh? Apapun keadaan kita pada hari ini, akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak dengan harus menjawab empat pertanyaan, dan pada bagian harta ada dua sub pertanyaan: dari mana asal harta kita dan bagaimana kita habiskan.
Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (HR. Tirmidzi)
Oleh karena itu perlunya pengetahuan dalam bagaimana mengelola harta baik harta orang lain maupun kita sendiri baik pengelolaan harta saat terjadi defisit maupun surplus. Pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan secara Islami ini bisa didapatkan salah satunya dengan mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Sakinah Finance. Rekamannya bisa didapatkan di berbagai media cetak atau tayangan. Wallahu a’lam bis-shawaab. Salam Sakinah!(***)
What's Your Reaction?






