Pertemuan Terakhir FJRK Belajar Pedoman Pemberitaan Ramah Anak

Jan 15, 2022 - 11:04 WIB
Pertemuan Terakhir FJRK Belajar Pedoman Pemberitaan Ramah Anak

JarNas – Kegiatan pelatihan dan pembinaan jurnalistik yang diselenggarakan oleh insan pers bersama Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Diskominfo) telah tiba pada pertemuan terakhir yang di laksanakan di SMAN 1 Bangkinang Kota, Sabtu (6/11/2021).

Pada pertemuan ini, materi tentang Pedoman Pemberitaan Ramah Anak (PPRA) disampaikan oleh Mawardi Tombang selaku narasumber.

“Alasan adanya PPRA ini ada dua hal, pertama bullying di media sosial ataupun di ruang publik, kedua maraknya media jurnalistik memberitakan terkait anak yang tidak sesuai dengan aturan pedoman yang berlaku sehingga menimbulkan persoalan” ucap mawardi.

Bisa saja setelah itu lanjutnya, ada pihak yang kecewa bahkan mengajukan tuntutan kepada media tersebut. Untuk itu, dewan pers bersatu untuk membuat aturan-aturan tentang pedoman pemberitaan tersebut.

Dalam materinya, Mawardi menjelaskan poin yang terdapat pada PPRA yaitu pasal 64 ayat 3 dan pasal 72 ayat 2, ayat 3 dan ayat 5. Terdapat 12 butir pedoman pemberitaan ramah anak yang disusun oleh dewan pers.

Selain itu, dia juga menjelaskan keterkaitan anak dalam sebuah kasus. Pertama sebagai pelaku, korban dan sebagai korban terkait. Negara dan dewan pers memberikan perlindungan terkait hal itu dalam pemberitaan dikarenakan masa depan yang dimiliki seorang anak.

Anggota tim Adi Jondri menyampaikan bahwa dalam sebuah pemberitaan jangan sampai identitas anak diketahui publik, cukup tahu tentang kasusnya saja supaya tidak terjadi lagi.

Diakhir pertemuan Koordinator tim, Netty Mindrayani mengulas kembali materi di 10 pertemuan sebelumnya, sudah lengkaplah untuk menjadi seorang wartawan, baik itu wartawan media online, media cetak, televisi atau radio.

Apa yang disampaikan anggota tim lainnya bahwa pada dasarnya ilmu-ilmu yang sudah didapatkan selama pelatihan, itulah yang harus diserap dan diterapkan.

Dia melanjutkan, salah satunya adalah tentang fotografi. Untuk menjadi seorang fotografer hal utama yg harus dimiliki adalah keberanian.

“Walaupun kita pandai menggunakan kamera dengan segala aturan semuanya paham tapi tidak punya mental, tidak punya keberanian untuk mengambil posisi foto yang baik maka tidak akan pernah menghasilkan sebuah foto yang baik”, ujarnya.

Di sisi lain, Aprizal selaku wartawan senior mengingatkan mengenai jenis-jenis media yang terdiri dari 4 jenis, diantaranya media cetak, televisi, online dan radio.

Setelah pertemuan ini, akan dilakukan praktek lapangan bagi seluruh anggota FJRK untuk mewawancarai Bupati Kampar. (Salsabilah/jnn)