Kerupuk Sumsum Tulang Ikan Gabus dan Tenggiri Produk UMKM La Rest

Jan 16, 2022 - 12:17
 0  220
Kerupuk Sumsum Tulang Ikan Gabus dan Tenggiri Produk UMKM La Rest
JarNas – Erlismiati, S.Pd perempuan asal Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Provinsi Sumatera Selatan kelahiran, 02 Oktober 1961 ini, mulai menekuni olahan ikan menjadi beraneka ragam kuliner khas kota Palembang di kawasan Bekasi Utara sejak tahun 2007 dengan nama UMKM La Rest.
UMKM ini memproduksi dan menjual beragam makanan khas Palembang, aneka pempek dan tekwan. Selain itu aneka cemilan lezat dan bergizi tinggi seperti kerupuk tulang ikan lele, gabus dan tenggiri serta keripik kentang balado yang rasanya pedas manis.
Satu macam produknya yang sangat di kenal di kota Bekasi sejak tahun 2007 yakni Kerupuk tulang ikan lele, karena dia berhasil memasyarakatkan ikan lele menjadi produk bernilai ekonomis hingga inovasi hasil eksperimennya itu menjadi makanan khas oleh-oleh kota Bekasi.
Dampaknya, harga ikan lele jadi naik harganya, semula hanya Rp8 ribu sekarang sudah menjadi Rp20 ribu.
Tiga tahun sebelumnya, usaha keripik kentang balado buatannya juga tak kalah populer, sudah dikenal juga oleh masyarakat sekitar kota Bekasi dan Jakarta.
Tidak mudah bagi istri Muhammad Imron ini memulai langkah bisnisnya hingga saat ini meraih sukses, berpenghasilan lumayan besar dibawah binaan dari Kementerian Kelautan dan juga Kementerian Perdagangan RI dengan beragam penghargaan yang diperolehnya.
Sampai saat ini ia terus melakukan inovasi dibidang ini untuk menciptakan ragam resep olahan ikan menjadi makanan bergizi tinggi.
Ternyata bukan hanya dari lele dimanfaatkan Erlis, dia terus berinovasi dengan memadukan limbah ikan gabus dan tenggiri dua tahun setelah itu.
Sejak 2010, dia memperkenalkan kembali pengolahan Kerupuk Sumsum Tulang Ikan Gabus dan Tenggiri menjadi cemilan lezat untuk santapan bagi orang-orang yang mengetahui nilai gizi dan protein yang tinggi.
Nikmatnya makan ikan olahan beraneka ragam cemilan apalagi setelah tahu kandungan kalsium di dalamnya sangat tinggi mencapai 65 persen. Erlis telah menguji kebenaran itu ke Balai Besar Industri Agro (BBIA), Bogor.
Anak dari pasangan H. Cikyang dan Hj. Moersinah ini, tidak berhenti berkreasi di bidang kuliner makanan olahan ikan.
Selain dia tau bahwa dengan mengkonsumsi ikan banyak mengandung vitamin dan kaya akan gizi untuk kesehatan, dia ingin memasyarakatkan gemar makan ikan kepada masyarakat luas.
Hingga saat ini, keripik kentang balado, kerupuk tulang ikan lele, gabus dan tenggiri limbah dari bahan baku pempek dan tekwan ini menjadi produk andalan UMKM La Rest.
Semuanya beredar luas terutama di kawasan kota Bekasi. Pelanggan terus berdatangan dan pemesan dilakukan juga lewat online. Selain itu pemasaran dilakukan dengan menitip di warung-warung sekitar kota Bekasi.
Beberapa bentuk kemasan dibuat untuk konsumen berbeda dengan harga terjangkau semua kalangan. Ada kemasan bungkus seharga Rp10 ribu per 100 gram dan ada yang lebih kecil dan menarik, sebungkus dijual 1000 rupiah untuk kalangan anak-anak sekolah disana.
Manfaat Limbah Ikan
Awal mula, alumni SMKK Baturaja, jurusan tata boga tahun 1981 ini, merasa sayang membuang limbah ikan (tulang dan kulit) begitu saja karena banyak sekali yang terbuang dari hasil fillet dagingnya untuk olahan pembuatan pempek, tekwan dan makanan lainnya yang dikemas froozen.
Dia mulai berpikir bagaimana mengelolah tumpukan tulang-tulang itu menjadi lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis serta ramah lingkungan.
Tulang ikan merupakan salah satu limbah yang belum dimanfaatkan dengan baik padahal mengandung kalsium yang tinggi. Bukan tanpa alasan, dia membuat kerupuk tulang menjadi makanan berkualitas dan bergizi.
Dengan mengkonsumsi itu dapat mencegah penyakit osteoporosis, membantu pertumbuhan tulang dan gigi. Dari kulitnya juga mengandung vitamin A dan B2 untuk kesehatan mata dan kekebalan tubuh.
Dari pengalaman dan pengetahuannya itu, ibu dari Ronaldi Al Farisi (33), Ratih Dwi Puspita (32), dan Resti Yunitri (26) itu, selama 13 tahun ia menjajal dan bereksperimen membuat formulasi pembuatan kerupuk sumsum tulang lele, gabus dan tenggiri.
Eksperimennya ini membuat banyak orang bertanya, bagaimana tulang bisa diolah menjadi kerupuk. Setiap hari Erlis menghabiskan 30-50 kg ikan tenggiri dan gabus sebagai bahan pembuat pempek.
Komposisi dagingnya hanya sekitar 15 kilogram, selebihnya kulit dan tulang. Cukup banyak limbahnya bukan?, sayang jika dibuang begitu saja. Ikan gabus rasanya cenderung tawar, jika dicampur ikan tenggiri rasanya akan lebih gurih.
Sama dengan pengolahan tulang ikan lele, pembuatan kerupuk sumsum tulang ikan tenggiri dan gabus ini diolah dengan cara merebus memakai panci presto untuk melunakkan tulang-tulangnya, kemudian baru di blender atau dihancurkan dengan mesin penggiling.
Pembuatan kerupuk hampir sama dengan pembuatan pempek, berbeda pada bahan bakunya saja, kalau pempek semuanya daging, kalau kerupuk adalah tulang, termasuk sirip-sirip, ekor ikan yang telah dihancurkan, dicampur tepung, gula, garam dan bawang putih tambah soda dan telur, tanpa penyedap rasa.
Adonan dibentuk lalu direbus kemudian didinginkan lalu diiris tipis-tipis kemudian di jemur. Setelah kering, siap digoreng dan disantap.
Inilah salah satu produk andalan UMKM La Rest yang telah membooming, sehingga dipasaran Jabotabek tidak lagi membuang limbah ikan bahkan menjadi barang bernilai ekonomis, dijual dalam bungkusan plastik, mulai dari daging murni, khusus kulit dan tulang.
Produk buatan Erlis ini tidak perlu diragukan lagi, selain memenuhi standar sehat, higienis, tanpa pengawet, pewarna dan telah mendapat label halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga sudah mendapatkan sertifikasi resmi dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
Berorganisasi dan Diklat
Sebelum melejit di pasaran dan namanya terkenal hingga ke level menteri, Erlis yang memiliki keuletan dan kedisiplinan yang tinggi ini, tidak pernah berhenti belajar dan bermasyarakat.
Menurutnya untuk membangun usaha perlu pergaulan, koneksi dan pengetahuan yang cukup hingga dapat mencapai kesuksesan.
Berbisnis perlu bergabung dalam wadah organisasi.
Salah satunya ia bergabung dengan UKM Kota Bekasi dan Asosiasi Industri Kecil Menengah Agro (AIKMA), disanalah ia dapat mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan, seperti manajemen keuangan, IT, bisnis online, kemasan, strategi penetapan harga dan sebagainya.
Dari sini pula, ia mendapat kesempatan mengikuti pameran secara gratis. Pada tahun 2010 berpartisipasi dalam Festival Raya Lele Nusantara di Jakarta dan pernah mengikuti pameran di negeri jiran Singapura sambil membawa kerupuk produk andalannya itu dan mendapat respon positif.
Akan tetapi, ketika ada permintaan saat itu, Dia belum siap untuk melayani dan menerima pesanan dalam jumlah besar.
Awal datang ke kota Bekasi tahun 1989 merantau dari kota Palembang ikut hijrah bersama suami yang bekerja di PT. Astra Motor saat itu, praktis membuatnya bingung, karena belum ada pergaulan dan tidak mengenal lingkungan sekitar sama sekali.
Sebelumnya alumni Universitas Sriwijaya ini adalah guru di sekolah menengah kejuruan. Tak begitu lama, wanita yang supel ini punya banyak teman, bahkan pernah menjadi ketua PKK dan Majlis Ta’lim disana.
Berorganisasi juga perlu pengorbanan, dana dan waktu, apalagi sering ada kegiatan pemberian santunan, dari situ, dia berpikir untuk membuat usaha disamping itu juga dia membuka usaha kredit peralatan elektronik, namu kredit macet sudah pasti terjadi.
Penghargaan
Dari kesuksesan usahanya ini, Erlis mencapai puncak ketenarannya dengan mendapatkan beragam penghargaan setelah sering mengikuti pameran dengan menampilkan bahan makanan berbahan baku ikan.
Diantaranya penghargaan dari Kementerian Kelautan RI, Anugerah Menteri Perdagangan untuk UKM Pangan Award dalam kategori kreasi kemasan menarik. (nty/jnn)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow