Kripik Kentang Mustofa Blado Snack Eksis Sampai ke Mancanegara

BLADO Snack adalah salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang unggul di Kabupaten Kampar Provinsi Riau, bahkan telah sampai ke mancanegara.
Siti Nurjannah Sipayung (38 tahun) ini mengembangkan usaha rumahannya di Perumahan Cik Ditiro Kecamatan Bangkinang Kota.
Bersama suaminya Tulus Swasono, mereka dikaruniai enam orang anak yang masih kecil-kecil, anak pertama baru berumur 15 tahun.
Mereka memulai usahanya sejak 2015 dengan berbagai macam camilan bermuatan potensi lokal Kampar seperti keripik ubi balado, kemudian berinovasi lagi dengan membuat stick keju dan lainnya.
Satu produk yang menjadi unggulan adalah Kentang Mustofa. Produk lain yang tidak kalah lezatnya adalah stick ikan patin, sebab ikan patin menjadi primadona potensi perairan di Kampar, keripik singkong panggang, peyek patin, ikan salai podeh dan juga minuman cocktail buah, pinaco (sari nenas) serta blackcau.
Kentang Mustofa Blado Snack ini telah sampai ke mancanegara seperti Malaysia, Mekkah sebagai oleh-oleh.
Produk blado juga sudah mencoba pengiriman sample product ke negara Asia Tengah yakni Kazakhstan dan Tajikistan juga dibawa ke Qatar dan Turki.
Satu harapan dan angan-angannya untuk mengembangkan usahanya ini agar lebih dikenali lagi, “Saya berharap kedepannya dapat membangun dapur produksi dan gerai oleh-oleh sehingga bisa bermitra dengan UMKM lainnya,” ucapnya.
Dalam pengembangan usahanya ini ia merasakan adanya dukungan luar biasa dari berbagai instansi pemerintah Kabupaten Kampar membantu mempromosikan produknya.
“Dukungan dinas-dinas yang ada sangat luar biasa dalam mempromosikan produk kami, dalam berbagai event Blado Snack selalu diikutsertakan, salah satunya pernah diutus menghadiri Bandung Expo dari Dina Koperasi dan UMK Kampar,” ujarnya.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selalu mendukung dengan memperkenalkan sebagai hampers untuk tokoh-tokoh nasional dan saat ini dukungan dari Dinas Perindustrian dan Dinas Pertanian juga hadir untuk membantu mempromosikan produk Blado Snack di Event Riau Expo.
Produk blado juga masuk smasco di Jakarta pada 2020 dan selama dua tahun sudah masuk di rumah kue Fira Pekanbaru. Blado Snack telah mengikuti kurasi produk dari Bank Indonesia yang dihadiri oleh Master Chef Indonesia dengan Septoadji.
Promosi yang dilakukan melalui cerita dari mulut ke mulut, lewat Instagram dan media sosial lainnya.
“Alhamdulillah saya selalu bersyukur berada ditengah-tengah orang-orang yang selalu memberikan dukungan pada usaha kami,” tuturnya.
Dia katakan, dukungan yang luar biasa datang dari Ustadz Syahrul Aidi Ma’azat yang menjadikan Blado Snack sebagai oleh-oleh Kampar dan diborong 100 pcs untuk dibawa ke gedung parlemen di Senayan DPR RI dan menemani ke Qatar dan Turki.
Jannah sapaan akrabnya ini memiliki konsep usaha dengan memanfaatkan dan memaksimalkan potensi lokal seperti ikan patin dan nenas sebagai produk minuman begitu juga cincau, sari buah.
Dalam sebulan produksi keripik kentang Mustofa dan keripik singkong ini mencapai 800 kg, per minggu 100 kg ubi.
BANGKIT DARI TERPURUK
Saat Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno datang ke Kampar dalam kegiatan visitasi Desa Wisata Koto Mesjid, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau yang masuk 50 terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada 12 September 2021, Jannah tertimpa musibah, rumah kontrakannya di Cik Ditiro terbakar. Semua harta bendanya habis terbakar.
“Ketika itu, saya sedang mempersiapkan semua produk yang akan di jual mengisi stand yang ada di Koto Mesjid, rumah kami terbakar, semua habis, tidak satupun tertinggal, hancur sehancur hancurnya,” tuturnya mengulang kisah memilukan itu.
Mendapat cerita itu, Sandiaga Uno memborong seluruh produk Blado Snack, ia diberi uang Rp900 ribu.
Hanya tersisa serpihan lembaran ijazah miliknya dan suaminya yang berada dalam tas terjatuh di atas tumpukan puing-puing lantai rumahnya yang terbakar itu.
Ketika mendapat kabar dari warga, hanya satu pintanya kepada Allah SWT agar ijazahnya dapat diselamatkan, namun warga tidak ada yang bisa menyelamatkan lagi, api begitu cepat menyambar menjilat seluruh bagian seisi rumah.
Dua orang anaknya yang berada di dalam rumah, untungnya sudah dapat diselamatkan dari amukan api.
Pasrah!!! dia dan anak-anaknya hanya bisa menangis, usaha yang telah dibangunnya selama enam tahun lenyap tak bersisa. Pulang ke rumah, sudah rata dengan tanah.
Namun nasib badan juga masih beruntung, karena warga sekitar sangat peduli bahkan mereka telah menyewakan rumah untuk kami termasuk isinya, lemari, kasur. Mereka sekeluarga tidak sampai terlantar.
Bantuan lain datang dari pemerintah, mulai dari Baznas, bantuan pribadi dari para dermawan kepada mereka. Tidak lupa juga dia berbagai kepada pemilik rumah kontrakannya yang terbakar itu.
Setiap malam dia bersedih dan menangis, bagaimana untuk melanjutkan usahanya lagi, sementara keenam anaknya yang masih kecil-kecil, masih sangat membutuhkan bimbingan dan biaya.
Sang suami datang memberi motivasi, “Daripada ditangisi tidak akan bisa kembali, capek-capek saja menangis, mari kita mulai lagi,” kata Jannah mengulangi kata-kata suaminya itu.
“Bingung untuk memulai lagi, semua peralatan sudah tidak ada lagi, bayangkan selama ini semua barang yang sehari-harinya ada, sekarang tidak ada lagi,” ujarnya bernada lirih.
Setelah di cek ke rumah yang terbakar yang tidak jauh dari tempatnya tinggal ketika itu, ada satu alat mesin spinner, pengering minyak masih bisa dimanfaatkan, hanya dibelikan lagi motor dan beltingnya diperbaiki suami dan sampai sekarang bisa berfungsi lagi termasuk oven masih bisa di pakai.
Hanya dalam waktu dua minggu saja, produk Blado Snack ini berhenti produksi. Mereka kembali bersemangat membangun usaha kembali karena memang nama Blado Snack sudah dikenal dan memiliki pelanggan tetap.
Di rumah yang disediakan oleh warga itu, mereka memulai usahanya lagi, bangkit dari keterpurukan.
“Dalam setahun ini saya baru mulai bangkit lagi, karena motivasi suami makanya kita mulai bangkit lagi,” kata dia.
Mulai membeli satu persatu meja bekas, angsur-angsur beli kebutuhan usaha. Saat ini usahanya masih terpisah-pisah, tidak diproduksi dalam satu tempat, dia meminta bantuan kepada saudaranya (suami istri) khusus untuk penggorengan dibantu satu orang karyawan. (nty/jnn)
What's Your Reaction?






