Rumah Lontiok Kampar Tidak Terawat

JarNas – Ada beragam destinasi wisata menarik di Riau. Salah satunya adalah objek wisata sejarah Rumah Lontiok desa wisata Pulau Belimbing atau dikenal juga dengan nama rumah lancang atau pencalang yang terletak di Kabupaten Kampar.
Bentuknya yang unik dengan kedua sudut atap yang melengkung menyerupai lentikan menjadi alasan dibalik nama objek bangunan tersebut.
Bangunan ini terletak di Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar, Riau. Rumah Lontiok ini adalah salah satu peninggalan masyarakat Kampar. Dulunya dibangun oleh yang memiliki status ekonomi menengah ke atas sehingga menyebabkan rumah ini menjadi lambang status sosial dari masyarakat Kampar.
Kita dapat menuju ke lokasi yang berada di Pulau Belimbing ini dengan menempuh jarak sekitar 1,5 kilometer dari gerbang. Jalan aspal yang cukup lapang untuk kendaraan mobil memudahkan wisatawan untuk berkunjung.
Rumah adat ini mempunyai bentuk seperti rumah panggung yang terbuat dari kayu pilihan. Lantai dan seluruh badan rumah ditopang oleh beberapa tiang penyangga yang kokoh. Pintu masuk rumah terhubung dengan tangga sebagai sarana masuk ke dalam rumah. anak tangga umumnya berjumlah ganjil karena disesuaikan dengan keyakinan masyarakat Kampar.
Di sisi depan rumah ada sebuah pondok kecil berukuran lebih kurang 1 meter × 1,5 meter bertuliskan ‘lumbuong padi’ yang juga terbuat dari kayu dengan atap melengkung menyerupai atap rumah lontiok.
Sedangkan di bagian bawah rumah terdapat sebuah alat seperti penggiling padi dan lesung yang terbuat dari balok kayu dan juga ada egrang. Alat-alat tersebut tampak kurang terawat dan sudah tak lagi digunakan.
Pada bagian samping rumah terdapat sebuah tungku atau alat pembakaran untuk memasak yang berukuran besar. Ada pula drum besi yang juga tampak seperti alat untuk memasak.
Memasuki bagian dalam rumah ada beberapa barang yang digantung di dinding rumah, seperti sebuah saringan dari rotan yang berbentuk kotak, ukiran kayu dengan bentuk tabung, caping dari anyaman bambu, dan sebuah anyaman rotan yang menyerupai keranjang. Kemudian ada sebuah kayu panjang berukuran sekitar 2 meter berbentuk seperti dayung.
Sayangnya, dinding rumah yang terbuat dari kayu itu tampak mulai Lapuk dimakan usia. Kondisi ruangan gelap tak terurus. Langit-langit rumah dihiasi sarang laba-laba dengan lantai berdebu.
Ketika tim dari Forum Jurnalis Remaja Kampar datang berkunjung ke lokasi wisata itu pada Ahad (26/9/2021) tidak ada yang bjsa ditemui untuk dimintai keterangan tentang rumah lontiok tersebut. (zora anjani/jnn)
What's Your Reaction?






