Tradisi Lebaran Enam di Bangkinang

JarNas – Tradisi lebaran enam atau yang disebut dengan Ayo Zora bagi warga Kecamatan Bangkinang dilaksanakan di hari ketujuh setelah sehari idul fitri.
Seluruh masyarakat berkumpul sejak pagi melakukan ziarah kubur ke pemakaman keluarga masing-masing baru kemudian mereka singgah ke rumah sanak saudara mereka yang ada.
Beberapa hari sebelumnya sanak saudara mereka yang merantau di luar kota kembali termasuk yang dari negeri jiran Malaysia datang hanya untuk bersilaturahmi merayakan hari Ayo Onam atau Ayo Zora.
Biasanya sehari setelah idul fitri masyarakat juga menunaikan puasa enam hari di bulan syawal itu, setelah itu di hari ketujuh baru berlebaran.
Sambil menanti kaum adam pulang ziarah hampir di setiap rumah menyediakan sekedar camilan dan minum di letakkan di tepi jalan depan rumah mereka masing-masing. Siapa saja yang haus dan lapar boleh makan dan minum yang disediakan itu.
Salah seorang warga Kampung Godang Martini Muchtar menyebutkan bahwa tradisi Ayo Onam ini sudah turun temurun dan menjadi budaya masyarakat Kampar khususnya di Kecamatan Bangkinang.
“Keluarga kami biasanya berkumpul di satu rumah yang dianggap rumah yang dituakan untuk tempat berkumpul. Kita makan dan minum bersama menikmati hidangan lomang puluik dan sari kayo yang menjadi makanan khasnya,” ujarnya.
Lebaran enam inilah lanjut Martini, yang dinanti masyarakat, karena lebaran terbesar buat warga Bangkinang. Seluruh sanak saudara yang merantau, pulang kampung hanya untuk merayakan hari kemenangan setelah sebulan menunaikan ibadah bulan ramadhan.
Bukan hanya berkumpul makan dan minum, namun ada juga warga yang menggelar hiburan seperti panjat pinang dan orgen tunggal.
Biasanya lebaran ini selalu dihadiri Bupati Kampar melakukan ziarah dan merayakan lebaran bersama masyarakat, namun tidak untuk tahun ini. Konon Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto tidak berada di Kampar, informasi yang di dapat tengah berada di kampung halamannya Yogyakarta. (nty/jnn)
What's Your Reaction?






