Pusat Halal Tazkia Fasilitasi Sertifikasi Label Halal UMKM

Jan 14, 2022 - 06:16 WIB
Pusat Halal Tazkia Fasilitasi Sertifikasi Label Halal UMKM

JarNas – Tim Pusat Halal Tazkia memfasilitasi pemberian label halal terhadap semua Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi binaannya.

Kemarin mereka memeriksa salah satu UMKM binaan Pusat Halal Tazkia yang berlokasi di Semplak Bogor. Nama brandnya “Abah Uki” produksi Batagor dan Siomay yang dijalankan sepasang suami istri sekitar 7 tahun.

Selama pandemi omset “Abah Uki” turun, empat outlet jadi dua outlet, namun mereka tetap optimis, salah satunya adalah ikhtiar untuk memproses sertifikasi halal. Proses ini dibantu oleh Pusat Halal Tazkia dibawah program Pembentukan Pusat Halal Kampus oleh Bank Indonesia.

Pemilik usaha ini, Ani dan Luqy mengakui, banyak pelatihan halal didapat di Bogor namun baru kali ini menerima bantuan pendampingan halal yang sangat memberikan pencerahan.

Dikatakan Ani, inilah yang diperlukan UMKM karena proses halal tidak semudah teori, harus ada tahapan-tahapan yang dilalui. “Setelah berhasil mendapatkan Sertifikasi Halal, saya akan membantu 38 UMKM rekanan saya tentang seluk beluk jaminan produk halal,” ujarnya.

Salah satu UMKM binaan lainnya, “Tamanni Shop” yang berlokasi di Pasar Bersih Sentul City, Bogor mengakui bahwa penjualan buah segar di tokonya mengalami kenaikan. “Kami juga sedang dibantu Tazkia untuk memproses sertifikasi halal untuk produk kuliner kami yaitu mie ayam, tekwan, pempek” kata Pipit, Manajer Tamanni Shop.

Rektor Institut Agama Islam Tazkia Bogor, Murniati Mukhlisin menyebutkan bahwa bagi UMKM, proses sertifikasi halal ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produknya yang akan memperluas pangsa pasar. Kesadaran masyarakat terhadap makanan halal dan baik (halalan thayyiban) makin tinggi dari waktu ke waktu terutama di saat pandemi.

Dia menjelaskan, kampus harus berperan aktif dalam membantu para UMKM apalagi saat pandemi sebagian besar terpuruk. “Dua masalah yang dihadapi UMKM adalah modal dan pemasaran” ujarnya.

Dalam hal permodalan kampus dapat mengenalkan akad produk dan jasa bank syariah dan FinTech syariah yang dapat memberikan modal kerja. Kampus juga dapat membantu perapian manajemen dan administrasi keuangan UMKM.

Untuk pemasaran lanjutnya, kampus dapat membantu design packaging dan promosi online. “Nah, sertifikasi halal ini juga sebenarnya salah satu jurus jitu dalam pemasaran di mana pelanggan muslim sangat selektif dalam memilih makanan, mereka memilih yang kehalalannya jelas”, kata dia menambahkan.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan seruan Al-Qur’an bagi semua manusia agar memastikan makanan yang dikonsumsinya halal dan thayyib, juga seiring dengan gerakan bersama untuk meningkatkan posisi industri makanan halal Indonesia di dunia.

“Cukup miris bagi Indonesia dengan populasi Muslim terbesar di dunia namun sejak 2020 menduduki posisi keempat setelah Malaysia, Singapura dan Uni Emirat Arab dalam hal perkembangan industri makanan halalnya” ujarnya.

Bukan saja di Jabodetabek binaan mereka ini, di Kabupaten Siak Provinsi Riau juga ada 100 UMKM yang saat ini sedang dalam tahap pelatihan.

“Mudah-mudahan semua usaha ini segera memiliki label halal agar dapat berkembang dengan baik”, kata dia lagi. (nty/jnn)