Syahrul Aidi Nilai Bangunan Terminal Bangkinang Layaknya Proyek Tingkat Desa

JarNas – Anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Ma’azat melakukan pengawasan terhadap pembangunan terminal lintas tipe A di Bangkinang Kota, Kampar, Riau, Rabu (23/2/22/2022).
Dia mendadak turun memonitoring karena mendapatkan banyak laporan miring dari masyarakat atas pengerjaan proyek APBN dari Kementerian Perhubungan RI senilai Rp2,1 miliar dengan pagu anggaran Rp2,3 miliar.
“Kebetulan saya yang mendorong untuk pembangunan pagar terminal ini, namun setelah saya mengecek langsung hari ini, saya malu dan sangat kecewa,” kata praktisi Partai Keadilan Sejahtera ini.
Dia mengecek seluruh kondisi bangunan dari depan hingga ke belakang bangunan terminal diatas lahan seluas 60×40 meter itu.
“Hanya begini bentuk bangunan sebesar Rp2,1 miliar itu,” tukasnya kepada PPTK Frans Dedy yang mendampinginya berkeliling ke setiap sudut ruangan.
Dia terlihat sangat marah dengan pelaksana PPTK Frans Dedy dan Kontraktor Ponco yang hadir juga mendampinginya di lokasi itu
Sambil menunjuk dan bernada marah ke lantai terminal yang dibuat dari paving blok yang terlihat mulai hancur di pelataran area parkir samping kanan bangunan dan depan terminal sampai ke pos jaga.
“Saya malu melihat ini, tidak ubahnya proyek tingkat desa, bangunan kasar dan terlihat tidak profesional serta tidak nyaman dipandang mata,” tukasnya berwajah muram.
Dia meragukan bangunan itu tidak sesuai dengan spesifikasi perencanaan yang dibuat.
“Apa iya perencanaannya seperti ini, kalau sesuai dengan spesifikasi, tidak mungkin cepat rusak hanya dilalui air, bukan dilalui kendaraan berat,” tukasnya.
Ada tujuan item yang dibangun dari anggaran sebesar itu yakni pagar, pos jaga, trotoar dalam dari paving blok, pedestrian (area parkir penjemput) yang juga dari paving blok, marka rambu, kanopi salasar dalam, furniture ( meja, cctv, ruang tunggu).
“Ya, saya malu dan sangat kecewa dengan melihat kondisi terminal hari ini, saya akan cek tentang ini semua ke Badan Pengelola Transfortasi Darat (BPTD) dan Kementerian Perhubungan RI,” ujarnya.
Selain mempertanyakan soal trotoar pelataran area parkir penjemput dan depan terminal, dia juga mempertanyakan atap bangunan area parkir yang dibuat dari akrilik itu.
“Bayangan saya lantai paving blok terminal ini dibuat rapi, licin dan indah, dan atap area parkir seharusnya dibuat dari bahan yang tahan panas,” terangnya.
Atap area parkir itu sudah terlihat bergelombang dan sudah mulai renggang dari paku yang menempel di kerangka atap.
Sementara itu Frans Dedy yang dikonfirmasi mempertahankan pendapatnya bahwa apa yang telah dibuat itu sudah sesuai dengan spesifikasi perencanaan pembangunan.
“Tidak mungkin saya mengada-ada, inj sudah sesuai dengan spesifikasi dan perencanaan,” terangnya.
Meski Syahrul Aidi menegaskan bahwa dinding belakang terminal seharusnya di plaster tapi pada kenyataan tidak di plaster.
“Ya, dana sudah dicairkan 100 persen, meski dinding itu belum di plaster,” kata Dedy.
Menanggapi temuan anggota DPR RI ini, dia menjelaskan masih ada waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan.
“Apa yang menurut bapak Syahrul perlu diperbaiki akan kita perbaiki,” tegasnya.
Kontraktor pekerjaan itu adalah CV. Pilar Wonwaraya adalah Ponco yang juga mendampingi sidak anggota dewan ini menyebutkan bahwa semua pekerjaan sudah dilakukan sesuai rencana.
Dia menyebutkan bahwa pengerjaan bangunan itu dikerjakan selama 2,5 bulan dengan jumlah tukang sebanyak 20 orang.
Konon tukang yang dipekerjakan adalah tukang dari luar daerah, namun dalam pengakuannya, mereka memakai tukang tempatan dari Kampar.
Sebelum Ustad Syahrul tiba di terminal, masih ada pekerja menyelesaikan cat merek terminal itu dan di bagian dalam dekat WC masih ada alat pekerja. (nty/jnn)
What's Your Reaction?






