Khalil Zuhdi Seniman Kampar Tampil Di Johor Wakili Indonesia Dengan Biaya Sendiri

Jun 9, 2023 - 12:04 WIB
Khalil Zuhdi Seniman Kampar Tampil Di Johor Wakili Indonesia Dengan Biaya Sendiri

JarNas – Khalil Zuhdi, seniman asal Kabupaten Kampar Provinsi Riau ini mengharumkan nama daerah asalnya pada pameran seni bertajuk Saul di Johor atas undangan Yayasan Warisan Johor Heritage Foundation Kompleks Warisan Sultan Abu Bakar Jalan Sungai Chat Johor Bahru.

Dia di daulat mewakili negara Indonesia dari tiga negara lain yakni Singapura, Brunai dan Malaysia untuk menampilkan nilai- nilai budaya dan sejarah serantau melalui Galeri Seni Johor Program Pameran Berkala 2023 Sauh selama empat bulan mulai 11 Juni hingga 11 September 2023 di  Galeri Seni Johor Kompleks Warisan Sultan Abu Bakar.

Ia menceritakan bahwa kehadirannya di Johor itu atas biaya sendiri, “Semuanya saya lakukan demi cinta terhadap seni dan bisa memperkenalkan budaya melayu ke negara lain, namun semuanya dengan biaya sendiri,” ujarnya.

Dia berharap kepada pemerintah agar dapat sedikit memberikan perhatian terhadap pecinta seni, sebab melalui seni karya bangsa dan negara dapat dimaknai oleh bangsa asing sebagai wibawa yang dimiliki dengan ciri khas kekayaan budaya dan adat istiadat.

Mereka yang beruntung dan berbakat seni mewakili negara masing-masing adalah Norazlan Ahmad (Malaysia), Abu Jalal Sarimon (Singapura), Khalil Zuhdy Lawnarain (Indonesia) dan Pengiran Wahab Hassan (Brunei Darussalam).

Acara itu dibuka pada 11 Juni pukul 2.00 pm dengan acara dialog seni (Art Dialogue), pameran (Exhibition) pada 11 Juni-11 August 2023 menampilkan seni internasional dari empat Negara tersebut.

Disampaikan Encik Sharil Nizam Bin Abdul Rahim Pengarah Yayasan Warisan Johor pada pembukaan acara itu bahwa kegiatan itu merupakan tanggungjawab Galeri Seni Johor, Y.W.J. terhadap meningkatkan apresiasi seni visual kepada warga Johor dan sesuai dengan objeknya. Pameran Sauh adalah menampilkan karya seni dari 4 pelukis 4 negara serantau dihayati dan dihargai.

“Budaya amat penting bagi karyawan seni agar mereka dapat berinteraksi dengan lebih ramai peminat seni visual yang berpotensi sebagai pengguna selain dapat membuktikan kesungguhan dan kegigihan para karyawan seni dalam menyampaikan mesej. Selain memberi inspirasi kepada yang lain untuk mencari penemuan idea, konsep dan kreativiti yang mampu dikongsikan bersama di masa akan datang. Kepakaran dan pengalaman karyawan seni inilah yang menjadi  aspek penting untuk dihargai dan disokong pencapaiannya sehingga kini,” ujarnya.

Ia berharap agar masyarakat dapat menghargai dan menghayati karya-karya ini dari aspek estetika, “Saya percaya mereka mempunyai potensi yang lebih besar untuk memenuhi kehendak pasaran produk budaya,” jelasnya.

Tujuan Sauh ini adalah memperagakan serta memperkenalkan pelukis dan hasil karyanya. Sebanyak 40 buah karya dipamerkan dengan penekanan terhadap teknik dan media yang unik dan tersendiri oleh pelukis dari Malaysia, Indonesia, Singapura dan Brunei.

Secara dasarnya ke empat-empat pelukis ini, Norazlan Ahmad, Abu Jalal Sarimon, Khalil Zuhdy Lawnarain dan Pengiran Abd. Wahab Hassan Al Abbas digabungkan dalam satu pameran kerena mempunyai kecenderungan yang sama dalam mengangkat nilai-nilai budaya dan sejarah serantau dalam karya mereka. Selain mempunyai inspirasi yang sama walaupun dari negara yang berbeda. Persamaan itu wujud secara alami melalui perkaitan budaya dan sejarah yang wujud beribu tahun yang lampau.

Sinonimnya Sauh adalah satu alat yang dilabuhkan ke dalam air sebagai pemberat atau pengikat kepada sebuah kapal. Namun Pameran SAUH sebagai lambang penghubung kepada pelukis dari 4 negara yang disatukan dalam sebuah pameran. Gabungan idea, kreativitas dan kepakaran ini menjadikan pameran ini sebagai sauh kepada perhubungan seni serumpun dalam bahasa visual.

Raven Kumar A/L Krishnasamy Pengerusi Jawatan Kuasa Pelancongan, Alam Sekitar, Warisan  dan Budaya Negeri Johor menyampaikan bahwa sektor pelancongan dan kebudayaan memainkan peranan penting dalam membantu membangunkan ekonomi Malaysia, selaras dengan pertumbuhan ekonomi semasa terutamanya dalam menarik pelancong dari negara jiran seperti Singapura, Indonesia dan Brunei ke negeri Johor.

“Sesungguhnya saya yakin bahawa penganjuran pameran seumpama ini merupakan langkah yang terbaik ke arah meningkatkan potensi muzium sebagai salah satu penyumbang utama kepada usaha kerajaan untuk menjana semula sektor ekonomi dalam bentuk seni dan budaya negara. Inisiatif ini, saya percaya, akan memberi lebih banyak pilihan dengan pelbagai variasi produk-produk pelancongan Negara, bukan sekadar melancong, muzium dan galeri sebenarnya merupakan destinasi pelancongan yang menawarkan pelbagai informasi bermanfaat khususnya ilmu yang berteraskan sejarah, budaya dan seni visual,” tukasnya.

Dia menyampaikan, melalui program pengantarabangsaan pameran seperti ini kelak akan berupaya melahirkan modal insan yang berkualiti bagi memperkasa kemajuan sektor kesenian secara lestari dan sekaligus memacu pembangunan untuk kesejahteraan kita dan generasi yang akan datang di negeri ini.

Khalil Zuhdy Lawnarain alumni Institut Seni Indonesia Yogyakarta kelahirran 05 November 1973 ini menampilkan karya seninya tentang Populasi Aksara, 2020 di atas kanvas 140 cm x 140 cm. Di dalamnya menceritakan tentang salah satu Melayu Heritage yang masih ada hari ini adalah Aksara Jawi. Aksara ini telah menjadi alat komunikasi Orang Melayu semenjak diperkenalkan oleh Pedagang dan Pendakwah Arab yang datang ke Nusantara. Cendekiawan Melayu telah memodifikasi huruf Arab menjadi Huruf jawi serta menyesuikan bentuk huruf dengan ucapan orang Melayu.

Kemudian tentang Poros Zikir, 2021 di atas kanvas 170 cm  x 110 cm. Semua kepercayaan di dunia ini memiliki Ritual khusus untuk melatih konsentrasi dalam menjalani kehidupan. Ritual adalah suatu cara menghubungkan jiwa dengan Penguasa jiwa itu Sendiri, Proses Ritual dilakukan berulang-ulang untuk mendekatkan dan penyerahan diri. Dalam hal ini bacaan ketika ritual juga ditentukan dan banyak pilihan kata-kata yang boleh diucapkan. Pada lukisan ini Bacaan Ritual menggunakan Bahasa Zikir(mengingat) yang dilakukan berulang-ulang sehingga pada klimaksnya Kata yang diulang-ulang tersebut melahirkan rasa kedekatan.

Selain itu bertema Rebab, 2023 di atas Canvas 200 x 130 cm menceritakan tentang Rebab, Jenis alat musik yang digunakan untuk mendampingi seseorang bercerita, baik itu berupa Dakwah maupun cerita masyarakat yang bertujuan untuk mendidik atau memberikan informasi terbaru atau hanya sekedar hiburan saja.

Lalu tentang Esa, 2020 di atas canvas 140 cm x 140 Cm. Di dalamnya bercerita tentang Lambang Satu kesatuan adalah “Esa”. Dialah yang Esa sebagai penguasa yang maha segala-galanya. Ungkapan keesaan itu dilukiskan dengan Lafaz Jalla jalalah. Lukisan dengan oil on Canvas ini dibuat dengan teksture kasar namun tetap satu kesatuan dengan lukisan yang lain dalam satu Frame pameran.

Kemudian tentang Budaya Darat, 2021 di atas canvas 200 x 140 Cm. “Saya sebagai orang yang menempati daratan selalu akrab dengan segala sesuatu yang ada di daratan seperti, arsitekture, Seni Bela Diri Pencak Silat. Pada daratan yang saya huni mengalir Tiga Aliran Sungai yang bermuara di Selat Malaka.  Disana bermukim orang-orang Melayu yang masih menggunakan Bahasa Melayu, berbudaya Melayu dan beradat istiadat Melayu, sehingga dapat dilihat kebudayaan tempatan masih erat hubugannya dengan sejarah Melayu. Lukisan ini bentuk explorasi gerakan Tari dan Pencak Silat Melayu dengan mengedepankan objec  Rumah tradisional dan perkampungannya. (nty/jnn)