Rasidah Sebut Stunting Itu Bukan Aib, Bisa Disembuhkan dan Tidak Perlu Malu

JarNas – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Siak Rasidah Alfedri memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap penyakit stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, tidak tumbuh normal, tinggi badan tidak seimbang dengan anak di usianya.
“Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, dimana tinggi badan tidak tumbuh normal dengan anak seusinya. Penyebab utamanya tidak lain karena kurangnya asupan nutrisi pada masa pertumbuhan anak,” kata Rasidah Alfedri pada acara pelatihan membuat PMT berbahan protein hewani dan sosialisasi stunting bagi kader posyandu di aula kantor Camat Tualang, Selasa (3/10/2023).
Dia menjelaskan bahwa stunting bukanlah suatu aib, sehingga tidak perlu malu, karena stunting pada prinsipnya sama dengan penyakit lain yang bisa disembuhkan.
Dalam kegiatan yang merupakan kerjasama antara Forikan Kabupaten Siak dengan PT Bumi Siak Pusako pada hari terakhir dari 8 kecamatan ini dia mengajak para kader PKK agar dapat dapat berkomunikasi yang baik kepada kaum ibu yang memiliki balita dan keluarganya.
"Ada nggak ibu-ibu jumpai ibu balita yang malu kalau anaknya di sebut stunting?," tanyanya kepada para kader posyandu ketika itu.
Dia meminta kepada para kader memberi pemahaman serta sosialisasi terhadap kaum ibu dan ibu hamil yang ada di wilayah desanya masing-masing agar rutin melakukan pemeriksaan rutin ke posyandu dan puskesmas.
“Ibu-ibu tidak perlu malu kalau anaknya stunting, karena itu sama dengan penyakit lain. Hal ini bisa disembuhkan, bisa diatasi dan dilakukan perbaikan gizi serta diperhatikan lingkungannya. Misalnya seperti itu ya ibu-ibu,” kata dia mencontohkan.
Disetiap kecamatan, istri Bupati Alfedri itu menyampaikan bahwa setiap ketua PKK, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten hingga ke kampung-kampung adalah ibu asuh anak stunting.
“Saya menjadi ibu asuh anak stunting di tingkat kabupaten, sementara ibu-ibu istri penghulu menjadi ibu asuh anak stunting di kampungnya masing-masing,” jelasnya.
Ia berharap, aktifnya setiap ibu asuh anak stunting di setiap kampung akan sangat membantu program pemerintah untuk mengurangi angka stunting.
Sementara CSR dan Offiicial Relation PT BSP Devi Oktaviani, mengatakan pihaknya komit untuk membantu Pemda dalam mengurangi angka stunting khususnya di kabupaten Siak.
Ia katakan, kontribusi BSP dalam membangun daerah diwujudkan melalui program-program corporate social responsibility (CSR) dapat diklasifikasikan beberapa hal. Seperti pembangunan perekonomian masyarakat, peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan sarana pendidikan, dan ada juga peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dengan membangun sarana dan prasarana kesehatan yang memadai.
Untuk tahun ini, kegiatan tersebut dilaksanakan di delapan kecamatan. Antara lain, Kandis, Pusako dan Sabak Auh, Lubuk Dalam, Sungai Apit dan Siak, hari terakhir di Tualang dan Koto Gasib. Tujuh kecamatan lainnya sudah dilaksanakan pada tahun 2022. (infotorial)