Terkuak Dibalik Suksesnya Vaksinasi Kampar dan HP Jadul Warga

Dec 29, 2021 - 08:57
 0  47
Terkuak Dibalik Suksesnya Vaksinasi Kampar dan HP Jadul Warga

JarNas – Dibalik suksesnya Kabupaten Kampar sebagai pelaksana pencapaian vaksinasi tertinggi di Riau seperti yang disampaikan Kapolda Riau Irjen Pol. Agung Setya Imam Effendi memuji langkah dan upaya yang dilakukan oleh Bupati Kampar dalam percepatan vaksinasi COVID-19.

Dari angka 112. 000 setiap hari Kampar telah menyelesaikan 16.055 dosis dua hari berturut-turut, dan ini tertinggi di Riau.

Ada sejumlah dilema yang dihadapi masyarakat terutama yang bekerja sebagai petani, nelayan dan mereka yang tinggal di pelosok desa atau jemaah masjid.

Diantaranya ketika mereka diwajibkan harus vaksin atau memiliki sertifikat sebagai bukti telah divaksin, mereka kebingungan sebab fasilitas yang dimiliki tidak mendukung seperti hand phone jadul yang tidak mengikuti perkembangan zaman, hanya bisa untuk bicara biasa. Mereka tidak mengetahui bagaimana caranya menggunakan aplikasi untuk mencetak bukti telah divaksin.

“Mana bukti sertifikat vaksin, saya sudah divaksin, katanya kita diberi sertifikat, bagaimana saya bisa punya sertifikat itu”, ujar salah seorang jemaah masjid Al Muhsinin Desa Salo Kecamatan Salo Kabupaten Kampar.

Ketika ada yang berupaya menjelaskan kepadanya, sebuah kalimat yang cukup menggelitik “Hp saya tidak android, cuma hp butut ini saja yang saya punya,” ujarnya menjawab warga itu.

Keterbatasan waktu petugas untuk menjelaskan kepada warga yang antre di tempat vaksin menjadi alasan yang tidak bisa disalahkan. Disamping itu jenis HP yang dimiliki warga turut mempersulit petugas kesehatan untuk menjelaskan secara detail.

Diperparah lagi ketika warga itu diminta untuk mengirimkan link pesan singkat yang dikirim melalui hp mereka, masih ada yang tidak mengetahui bagaimana cara mengirimkan atau meneruskan pesan masuk itu agar dapat dibantu oleh orang lain.

Kendala ini yang mempersulit warga untuk mendapatkan sertifikat vaksin sehingga menemui kendala pada saat akan berurusan yang menyertakan syarat itu. Mereka tidak bisa menunjukkan bukti itu.

Dilema ini biasa dialami oleh para orang tua yang tidak memahami perkembangan teknologi dan jemaah masjid yang kesehariannya hanya khusuk melaksanakan ibadah atau berzikir sehingga hp bukanlah alat yang selalu mereka pegang ataupun lihat setiap saat, hanya diwaktu tertentu menggunakannya untuk bicara lewat sambungan seluler.

Memakai android hanya akan mengganggu waktu berzikir. Tidak sama dengan anak muda saat ini yang menjadikan hp sebagai cinta pertamanya.

Bukan saja itu, print sertifikat vaksin menjadi persoalan jaringan atau signal hp bagi yang tinggal di pelosok juga menambah repot untuk mengetahui hasilnya.

Barangkali jika hasil vaksin itu disediakan oleh pemerintah akan menambah biaya cetak atau kartu vaksin, karena jumlah yang dibutuhkan ribuan bahkan jutaan kertas atau kartu vaksin , namun ini justru menambah beban atau merepotkan warga.

Disisi lain, para petugas yang menerima turunan dari aturan yang diterapkan seperti petugas pembagi bantuan sosial PKH juga harus dibekali cara agar semua itu dapat diterapkan dengan baik, tidak kaku mesti menunjukkan kartu vaksin. Petugas juga bisa menerima alasan warga jika mereka tidak bisa menunjukkan atau membawa bukti vaksin karena hanya memiliki hp jadul. (netty Mindrayani)

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow