Mendagri Ingatkan Daerah Jaga Inflasi dan Jamin Harga Kebutuhan Pokok Terjangkau

JarNas - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta dan mengingatkan agar pemerintah menjaga stabilitasi inflasi dan terjaminnya harga kebutuhan pokok terjangkau oleh masyarakat.
“Sesuai perintah Presiden Republik Indonesia agar pusat dan daerah tetap menjaga inflasi, sehingga inflasi berada di angka yang baik, menjaga inflasi artinya tidak hanya menjamin ketersediaan barang dan jasa utamanya bahan pangan. Tetapi juga menjamin harga-harganya tetap terjangkau oleh masyarakat,” kata Penjabat Bupati Kampar Muhammad Firdaus usai mengikuti Rakor Inflasi 2023 yang di pimpin oleh Kementrian Dalam Negri Muhammad Tito Karnavian melalui zoom meeting di ruang vidcon lantai II Kantor Bupati Kampar, Senin (20/11/2023).
Selepas zoom, Firdaus langsung melakukan pertemuan dengan Forkopimda dan instansi terkait terhadap langkah, program dan kebijakan dalam mengawal inflasi di Kabupaten Kampar.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Forkopimda dan instansi terkait penyediaan bahan-bahan pokok diantaranya beras, cabai merah, cabai rawit, dan gula pasir dan bahan pokok lainnya masih di anggka stabil,” jelasnya dihadapan Kapolres Ronald Sumaja, Pasiter Kodim 0313 KPR Dedi, Sekretaris Daerah Hambali, Asisten II Bidang Kemasyarakatan dan SDM Suhermi dan sejumlah kepada dinas, pimpinan Bulog Dido Peto, Ketua Kadin Irwan Saputra.
Dalam Rakor itu, Tito menjelaskan bahwa harga beras masih mengalami penurunan, sementara harga cabai merah, cabai rawit, dan gula pasir masih mengalami kenaikan. “Dalam upaya mendukung perkembangan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat diharapkan pemerintah daerah terus memacu kinerjanya dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional, termasuk pengendalian inflasi,” jelasnya.
Selain itu dukungan regulasi penurunan emisi gas dan rumah kaca perubahan iklim menjadi ancaman besar bagi kehidupan dan pembangunan global, dimana salah satu pemicunya adalah emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Dampak yang paling dirasakan manusia saat ini yaitu udara bumi yang menjadi lebih tidak nyaman dari sebelumnya.
Mengenai masalah-masalah krusial yang sedang dihadapi saat ini, pemerintah terus berupaya menurunkan emisi GRK melalui beberapa langkah strategis, diantaranya melakukan pengembangan energi terbarukan, pelaksanaan efisiensi energi, konservasi energi, serta penerapan teknologi energi bersih. Secara umum transisi energi dimaknai sebagai jalan menuju transformasi sektor energi global dari berbasis fosil menjadi nol-karbon pada paruh kedua abad ini.
Di Indonesia, sektor energi merupakan kontributor emisi terbesar kedua setelah sektor lahan dan hutan, dan diproyeksikan akan menjadi kontributor utama apabila laju pertumbuhan emisinya tidak diintervensi. (adv)