Peran Anggota Keluarga Dalam Pengaturan Keuangan

Oleh : Irzaliatu Zuhurica, S.Ikom, CFP, AIIS Alumni Sakinah Finance
JarNas – Dalam Islam, rumah tangga dapat dijadikan salah satu tujuan untuk bertaqwa kepada Allah SWT.
Manusia diciptakan berpasang-pasangan untuk memiliki dan memperbanyak keturunannya. Untuk mencapai ketakwaan yang diharapkan, kita sebagai manusia diperintahkan untuk menjaga menjaga anak, istri kita agar terhindar dari api neraka.
Disinilah peran seorang kepala rumah tangga menjadi sangat penting. Seorang kepala rumah tangga harus dapat me-manage rumah tangganya dengan baik agar seluruh anggota keluarga terhindar dari api neraka. Agar proses dapat berjalan dengan baik, diperlukan adanya pembagian tugas yang jelas diantara para anggota keluarga
Bicara tentang pengelolaan keuangan, harus dilakukan perhitungan dengan detail antara pendapatan dengan pengeluaran.
Pendapatan harus dikelola sebaik mungkin agar pengeluaran sesuai dengan pendapatan yang diterima, dengan harapan seluruh kebutuhan keluarga dapat terpenuhi
Besar kecilnya penghasilan keluarga bukan satu-satunya faktor yang menentukan tercukupi atau tidaknya pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Penghasilan yang tergolong kecilpun sebenarnya, jika dikelola dengan baik dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dianggap penting oleh keluarga
Yang menjadi kunci utama dari pengelolaan keuangan keluarga adalah sumber harta yang diperoleh.
Jika cara perolehan harta yang dilakukan bertentangan dengan syariat, maka pendapatan menjadi tidak halal dan ketidak halalan akan menghilangkan keberkahan.
Sumber pendapatan yang bertentangan dengan syariat dibagi menjadi 3 :
sumber pendapatan tidak jelas (gharar)
pendapatan yang berasal dari kelebihan yang dilarang (riba)
pendapatan berasal dari permainan untung-untungan atau judi (maisyir)
Menata dan merencanakan keuangan keluarga harus sesuai dengan syariat, karena hal ini merupakan ikhtiar kita sebagai manusia dalam mengelola serat merencanakan kebutuhan keuangan.
Tujuh pilar yang harus diperhatikan adalah ISLAMIC :
Income (pendapatan), Spending (pengeluaran) , Longevity (kehidupan yang Panjang), Assurance (asuransi), Management of Debt (Pengelolaan Hutang), Investment (Investasi), dan Cleansing of wealth (menyucikan harta)
Pengelolaan keuangan juga perlu memperhatikan aspek prioritas, dimana kebutuhan mendasar (dharuriyat) harus lebih didahulukan dibandingkan kebutuhan-kebutuhan lain. Pastikan juga harta yang menjadi hak orang lain benar-benar dikeluarkan seperti zakat mal, infaq, sedekah atau wakaf.
Rasulullah SAW bersabda : “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Oleh karena itu perlu sekali diupayakan, agar setiap anggota keluarga selalu bersikap bijak dalam menggunakan uang, terutama untuk para istri sebagai ibu rumah tangga yang memiliki peranan penting dalam mengelola keuangan rumah tangga.
Libatkan seluruh anggota keluarga untuk disiplin dalam mengelola keuangan keluarga
Melalui pengelolaan keuangan, kita akan belajar bagaimana cara mengambil keputusan berdasarkan skala prioritas sesuai kondisi keuangan masing-masing keluarga.
Diharapkan setiap anggota keluarga dapat memprioritaskan kebutuhan menjadi kebutuhan dharuriyat (kebutuhan utama), kebutuhan hajjiyat (kebutuhan sekunder), dan kebutuhan tahsiniyat (kebutuhan tersier),
Strategi yang tidak kalah penting dalam pengelolaan keuangan keluarga adalah dengan melakukan pencatatan keuangan sebagai Langkah awal agar konsep ISLAMIC dapat di implementasikan.
Tidak adanya kedisiplinan dalam pencatatan juga akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap kondisi keuangan keluarga, seperti pengeluaran menjadi tidak terkontrol dan tidak ada sisa uang yang bisa ditabung.
Pencatatan keuangan juga dapat menjadi pakem untuk mengontrol besarnya pengeluaran dan dapat membatasi pembelanjaan keluarga. Selain itu, pencatatan keuangan dapat dijadikan reminder untuk rencana-rencana kebutuhan keuangan di masa depan yang harus dipersiapkan.
Berikut adalah tips yang dapat menyelamatkan keuangan keluarga
Pahami Kebutuhan dan Keinginan masing-masing anggota keluarga
Setiap anggota keluarga memilki keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Diskusikan bersama pasangan dan pahami bersama apa yang menjadi kebutuhan utama dalam keluarga agar hidup dapat terus berjalan. Pahami tentang konsep wants (keinginan) dan needs (kebutuhan)
Membuat skala prioritas keuangan keluarga
Buat rencana-rencana keuangan berdasarkan kategori tertentu, pisahkan mana yang menjadi skala prioritas dan harus dipenuhi lebih dulu, seperti membayarkan zakat/sedekah, kebutuhan hidup seperti belanja bulanan, makan, dan pengeluaran rutin bulana seperti SPP sekolah, listrik, air dan telepon dan sisanya untuk memenuhi berbagai keinginan atau impian
Bedakan Rekening kebutuhan dan keinginan. Agar kebutuhan hidup tetap dapat terpenuhi, bagilah pemisahan keuangan rumah tangga menjadi 3 rekening tabungan, living (kebutuhan hidup) 50%, saving (tabungan dan investasi) 30%, playing (keinginan) 20%. Persentase tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing keluarga.
Batasi Akses Pada Godaan Keinginan
Kemudahan akses media sosial membuat perilaku cenderung menjadi lebih konsumtif. Batasi mem-follow akun-akun toko online di handphone atau laptop agar hasrat berbelanja dapat dibatasi, dan kondisi keuangan tetap stabil
Hidup hemat dan sederhana
Para keluarga muslim harus memahami konsep hidup sederhana. Beli barang-barang sesuai kebutuhan, tidak tergiur dengan gaya hidup mewah dan semakin banyak berbagi dengan orang-orang disekitar kita. Sebagaimana hal ini disampaikan dalam QS Al-Isra (17) : 26-27
“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya .”
Hindari hutang dan segera lunasi
Dalam Islam, hutang piutang menjadi urusan dunia dan akhirat. Segera lunasi hutang dan hindari hutang sebisa mungkin. Jika harus berhutang, gunakan hutang untuk kebutuhan mendesak seperti sekolah anak atau saat memulai usaha. Jangan gunakan hutang untuk hal-hal yang konsumtif.
Siapkan dana darurat dan asuransi untuk mengantisipasi risiko
Islam sangat menganjurkan untuk menyisihkan sebagian harta kita untuk disimpan sebagai dana darurat untuk antisipasi adanya risiko kehidupan seperti sakit, kecelakaan, kehilangan pendapatan dan lain sebagainya.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallah ‘alaihi wa sallam bersabda ;
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang matimu.” (H.R Al-Hakim)
Persiapan ini akan sangat bermanfaat jika terjadi kebutuhan yang sangat mendesak.
Persiapkan segera dana darurat dan Asuransi jiwa syariah yang bisa dijadikan sebagai protection income jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sisihkan setiap bulan secara rutin sesuai dengan kemampuan
Dalam pengelolaan keuangan keluarga sangat dibutuhkan komunikasi yang aktif dan terbuka antara masing-masing anggota keluarga.
Hal ini sangat penting dilakukan untuk meminimalisir konflik dalam mengelola keuangan keluarga dan setiap anggota keluarga dapat berperan dengan baik serta tujuan keuangan keluarga dapat tercapai. Jadikan setiap anggota keluarga memiliki visi dan misi yang sama untuk tujuan keuangan, sehingga muncul ketenangan ‘Sakinah” dalam pengelolaan keuangan keluarga.
Semoga artikel ini bermanfaat,
Visit me :
Instagram : @irzaliatu_zuhurica
Facebook : @irzaliatuzuhurica
Email : irzaliatuzuhurica@gmail.com