UMKM Kampar Masih Butuh Pembinaan Pengembangan Usaha

JarNas – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Kampar masih sangat membutuhkan pembinaan, pelatihan dan pengelolaan manajemen usaha untuk mencapai skala nasional.

“Potensi UMKM di Kabupaten Kampar ini sangat banyak, hanya saja dalam mengembangkan berbagai usaha masyarakat masih sangat dibutuhkan campur tangan pemerintah maupun kerja sama pihak lain dalam hal pembinaan dan pelatihan juga bantuan modal usaha,” kata Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu Muhammad Mukhlis di sela acara IPEMI, Selasa (6/9/2022).

Mukhlis mengakui bahwa saat kepemimpinan presiden Jokowi Dodo ini mempermudah berkembangnya UMKM masyarakat semakin menggeliat karena pemerintah pusat telah menggelontorkan program membangkitkan perekonomian masyarakat melalui pemberian stimulus bagi usaha kecil.

Saat ini lanjutnya, pemerintah Kabupaten Kampar dibawah kepemimpinan Penjabat Bupati Kampar Kamsol telah berupaya melakukan kerjasama dengan goorita, shoopie, tokopedia untuk membawa produk lokal ke skala nasional bahkan internasional.

Rencananya Goorita akan dibuka di Jl. A. Yani belakang gedung Pramuka. Ini langkah bisnis untuk skala eksport, Goorita akan mendampingi UMKM ke skala internasional.

Untuk kerjasama shoopie akan dilatih 200 orang sebanyak 2 angkatan, per angkatan 100 orang.

Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Kabupaten Kampar terus mendukung dalam melakukan program pelatihan dan pembinaan, namun untuk bantuan modal sangat terbatas karena anggaran selalu berkurang.

Dalam bentuk pelatihan telah dilakukan pelatihan kepada mereka pelaku usaha dalam hal kemasan (packaging) sebanyak 6 angkatan.

Kemudian melakukan pelatihan peningkatan daya saing UMKM yang saat ini sudah dilaksanakan untuk 5 angkatan, mereka dibantu untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) melalui sistem OSS.

“Bagi mereka yang belum dapat NIB, maka akan dibantu untuk mendapatkannya,” terangnya.

Dari lima konsultan ini, Muklis yang membidangi bidang kelembagaan khusus perizinan dan mengelola usaha UMKM, menjalankan tugas dan fungsinya mendorong proses perkembangan dari komunitas menjadi Kelompok Usaha Bersama (KUB) terus diupayakan menjadi koperasi.

Selain itu lanjutnya, Pemda Kampar melakukan kerjasama dengan pajak dan Kemenkop serta Kementerian Agama untuk mendapatkan sertifikasi halal juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk penyuluhan tentang keamanan pangan.

Kemudian melakukan pelatihan Penerapan Teknologi Tepat Guna, seperti praktik tata boga membuat bulu komojo, lele drum, tanaman buah melaksanakan bimtek sosialisasi dan pelatihan untuk 15 angkatan.

Dia menjelaskan bahwa dengan mengikuti pelatihan dan pembinaan kepada pelaku usaha itu terlihat perubahan pada mindset (cara berpikir).

“Mereka yang dulunya bergerak sendiri, dengan pelatihan dan pembinaan sudah tidak sendiri lagi, sudah bisa bekerjasama dan saling melengkapi,” terangnya.

Mereka juga sudah bisa melihat peluang, mengetahui kelemahan dan kekuatan serta tantangan yang dihadapi, maka akan terus belajar dan bisa berbagi.

Akan tetapi dari sisi ekonomi bekum terlihat secara signifikan perkembangannya. Jika mereka yang memiliki inisiatif dan kreatif, belajar otodidak mandiri maka mereka mengembangkan pemasarannya melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan WhatsApp.

Pola lain, ada juga dengan bekerjasama menitip di gerai seperti klinik selera, gerai Batobo dan lainnya sampai ke Pekanbaru.

Ada juga pengembangan pemasaran melakukan kerjasama dengan instansi terkait untuk pesanan dalam sebuah kegiatan.

Untuk menitip di retail masih dalam tahap sosialisasi, karena perlu kontinuitas, dan memenuhi syarat perizinan dan untuk jumlah produksi masal belum siap karena salah satunya kelemahannya ketersediaan bahan baku, juga modal ada juga karen masalah Sumber Daya Manusia (SDM). (nty/jnn).