Habis Rumah Terbakar, Usaha Sapu Lidi Sutarji Diekspor ke Mancanegara

JarNas - Sapu lidi dari pelepah sawit dapat menghasilkan uang yang menjanjikan keuntungan dan kehidupan lebih layak bagi Sutarji warga Desa Tapung Hilir.
"Saya sudah melakoni usaha ini setelah rumah saya kebakaran 17 September 2012, saya jatuh bangun dari bisnis saya sebelumnya," ujar Sutarji memulai ceritanya.
Dua tahun hilir mudik tidak menentu sambil berikhtiar membuka berbagai macam usaha. Akhirnya pada 2014 ia menjadi pengepul sapu lidi ini yang cocok dan bisa dilakoni serta dapat menghasilkan untung yang lumayan.
"Dari usaha ini, alhamdulillah saya sudah bisa membuat gudang sekaligus bersebelahan dengan itu ada rumah kecil yang saya huni menjadi tempat tinggal bersama anak dan istri saya ditambah lagi dengan bertambahnya unit mobil," ujarnya.
"Mungkin inilah berkahnya dan doa dari orang tua saya, sebab saya selalu ingat dan berbagi dengan ibu saya apabila mendapat rezeki," ujarnya.
Awalnya, usaha Sutarji atau yang akrab disapa Goji ini berkembang pesat karena saat itu belum banyak yang tahu dan berminat untuk usaha ini.
"Sekarang saingan saya sudah banyak, sebelumnya seluruh petani sawit yang ada di Kecamatan Tapung Hilir menjadi langganan, sekarang tidak begitu banyak lagi," jelasnya.
Jika sebelumnya lanjutnya, orang yang bekerja dengan saya berjumlah 8 orang sekarang hanya sisa 3 orang saja.
Dua kali dalam seminggu ia mengumpulkan helaian lidi dari warga setempat untuk diangkut ke gudang miliknya sebanyak 50 ton sampai 100 ton kemudian diproses dengan cara menjemur hingga kering.
Setelah dirasa cukup maka sapu lidi itu diantar ke kota Medan Sumatera Utara diserahkan ke tokeh yang ada disana. Lidi-lidi itu kemudian dikirim ke manca negara seperti Pakistan, India dan Tiongkok.
Konon sapu lidi ini diolah menjadi berbagai macam bentuk kerajinan seperti kotak tisu, piring, keranjang, vas dan lainnya. (*)