GASMARY Bedah Buku Sebelum Filsafat

Mar 3, 2023 - 07:52 WIB
GASMARY Bedah Buku Sebelum Filsafat

JarNas – Gerakan Akal Sehat Mahasiswa Riau Yogyakarta (GASMARY) melakukan bedah buku berjudul Sebelum Filsafat karya Fahruddin Faiz untuk menciptakan dialektis kritis mahasiswa Riau Yogyakarta di stacko coffee, Kamis (2/3/2023).

GASMARY bertujuan untuk menciptakan ruang dialektis kritis sebagai upaya merawat dan mengasah akal sehat bagi Mahasiswa Riau Yogyakarta.

GASMARY

Awalnya dibentuk GASMARY ini adanya gagasan kritis dan reflektif terhadap realita yang ada maka segerombolan mahasiswa membentuk organisasi ini sebagai wadah diskusi pada Senin (27/2/2023).

Untuk merespon cepat tujuan komunitas ini, pada hari kamis 2 Maret 2023 pukul 20.00 WIB GASMARY telah melaksanakan kajian yang disebut “KALAM” dimana pada kesempatan kali ini GASMARY membedah sebuah buku yaitu “Sebelum Filsafat” karya fahruddin faiz.

Beberapa poin pada kegiatan “KALAM” yaitu membedah buku ini, sebab kelahiran filsafat sebagai dasar berfikir sudah dipersoalkan sejak 20 tahun abad silam, dari berbagai sudut pandang, filsafat juga dikatakan dengan induk dari berbagai macam pengetahuan.

Ada juga yang berpendapat bahwa orang yang bisa berfilsafat hanya mereka yang genius saja, tapi ada juga yang mengatakan bahwa berfilsafat hanya akan mengantarkan kita pada kesesatan didalam berfikir, apakah demikian?.

Karena itulah, organisasi ini mencoba menguliti filsafat tersebut dengan cara universal. Melihat bagaimana kontruksi social pada hari ini terhadap filsafat dengan panatisme yang mengatakan filsafat hanya akan mengantarkan kita pada atheisme bahkan kesesatan,  toleransi didalam berfikir ya boleh-boleh saja.

Tapi sering kali komentar negatif atau ketidaksukaan terhadap filsafat hanya karna belum dapat memahami filsafat itu sendiri, oleh karena itu seharusnya kita lebih memahami sebelum memberi tanggapan, dengan berbagai metode yang ditawarkan diantaranya membaca, mendengar serta berdiskusi.

Filsafat bisa dikatakan sebagai metode berfikir, filsafat menghantarkan kita untuk berfikir kritis, skeptis dan sistematis, dan berfilsafat juga mengajarkan untuk mengenali diri kita sendiri, seperti yang diutarakan oleh filsuf Prancis, Rene Descartes yaitu Chogito Ergo Sum, Aku berpikir, maka aku ada.

Syarat dari filsafat itu sendiri adalah logika (rasio) segala sesuatu yang dikelola oleh akal yang dapat di terima oleh logika (rasio), belajar filsafat tidak dapat secara instan tetapi harus berkelanjutan, untuk memahaminya kita tidak bisa dengan serupa’’ orang yang lapar disiang hari dan makan nasi padang, tentu orang tersebut akan makan dengan cara mengobati kelaparannya, tapi bisa di analogikan dengan minum kopi di waktu luang sambil membaca koran, ya dengan cara menikmatinya tanpa harus tergesa-gesa.

Filsafat membawa manusia kepada pemahaman dan menghantarkan kepada suatu kebijaksanaan didalam bertindak, sehingga sering kali terdengar narasi bahwa filsuf itu mencintai atau mencari kebijaksanaan (wisdom) , karna tidak ada yang mencapai benar benar bijaksana, tapi hanya membawa kita kepada jalan menuju kebijaksanaan tersebut.

Diakhir diskusi para hadirin GASMARY mengafirmasi perkataan Betrand Russel ” Siapa yang tidak membiarkan dirinya hanyut dalam aliran filsafat, maka dia akan terpenjara oleh anggapan-anggapan umum lingkungan dan masyarakatnya. (***)

Penulis : Mahasiswa semester akhir jurusan Manajemen Universitas Islam Indonesia Ridho Putra.